Kamis, 30 Januari 2014

Puisi Tentang Korupsi

TIKUS-TIKUS METROPOLITAN

31 Desember 2013 pukul 10:07
oleh : amilia buana

Bapak Negara, rakyatmu sakit
Tolonglah bapak, bayarkan obat kami
Bapak, lihatlah rakyatmu
Yang tidur dibawah jembatan

Hamburkan uang rakyat
Untuk membangun istana
Tak pernah merasa berdosa
Malu pun kau buang
Demi segepok kertas
Kau seperti menghina kami

Masih adakah wakil rakyat
Yang mendengar kisah kami
Masih adakah Wakil rakyat
Yang benar benar mewakili

Apakah kami perlu
mengemis ditanah kami sendiri
Kami perlu ilmu
Kami perlu Obat
Kami ingin pendahulu kami tersenyum

Dan melihat kami dalam semangat yang berkobar
Melihat kami meneruskan perjuangan mereka
Melihat kami kembali bangkit memulai hari

Tolonglah kami,
Jangan buat dirimu
menjadi Tikus Metropolitan

Puisi Tentang Kesedihan

MEGA HITAM

30 Januari 2014 pukul 19:55
Oleh : amilia buana

Mega Hitam ini,,
akankah menjadi putih..
Mega yang kasar ini..
akankah menjadi selembut kapas..

Hujan ini,,
apakah sanggup
menjadi pelangi penuh warna,,
Dan petir itu,,
mampukah berakhir
terganti dengan siulan burung biru..

Apakah selamanya
semua itu hanya harapan semu..
Mungkin, itulah mimpi kecil
Yang akan segera sirna
Hilang ditelan kegelapan..

jiwa yang kini terbelenggu
Di bawah mega hitam
Di sorot mata yang tajam
namun hampa didalamnya..

Pergilah sang Mega Hitam..
Bergeraklah pergi..
Hilanglah..
Jangan kembali..


Sabtu, 25 Januari 2014

Puisi Tentang Pagi Hari

kumpulan puisi 

Senyuman Pagi

17 Januari 2014 pukul 18:44
oleh : amilia buana
Menanti Pucuk-pucuk daun teh,
Menyembul mencari sinar sang mentari,
Mengusir mimpi kelam yang membayangi
Embun pagi menetes dari sela sela daun
Yang menghijau di pinggir danau
Burung-burung biru mulai terbang dari sarang
Mencari kehidupan yang elok adanya
Dan Juga perempuan kecil berkepang dua
Begitu ceria, mengintip dari jendela kamar
Tersenyum penuh arti
Menunggu burung biru yang mungil itu
Bersiul di pohon yang rindang
Pertanda dimulainya lembaran baru
Bersenandung ceria
Melangkah mengejar mimpi..

Jumat, 24 Januari 2014

Puisi Tentang Senja atau Sore Hari

Senja Menyapa

30 Desember 2013 pukul 20:13
oleh : amilia buana

Sinar kemilau mentari senja
Yang datang bersama angin
Menerpa lembut membawa anganku menari
Disudut hati
Yang mulai menampakan cahaya keceriaan

Senja ini, semua sesak didada akan musnah
Bersama tidurnya sang surya
Mentari esok kan kembali
Tanpa kegelapan jiwa
Yang dulu mengekang kalbu
Kegelapan yang berbeda dengan malam

Diufuk barat, bulan mulai menyapa
Suara burung mulai terdengar
Mengepakan sayap kembali kesarang
Melupakan semua resah dan masalah
Untuk menyambut hari esok
Dan berharap, dapat kembali terbang
Membawa Mimpi...


Minggu, 12 Januari 2014

Puisi Tentang Derita Rakyat atau Korupsi

Jeritan Dari Kolong Jembatan

16 Agustus 2013 pukul 20:22
oleh : amilia buana

Lihatlah kami Penguasa Negeri
Ku tau itu berat
Tapi tundukan sejenak pikiran mu
Lihatlah kami Penguasa Negeri
Apakah kau tau kehidupan Kami?
Apakah kau merasakan derita kami?
Ku tau tugas mu berat
Apakah hanya karena upah
kau mau memelihara kami?
Dari kolong ini kami melihat
Kau berada di Gedung bertingkat
Dari batu ini kami tidur
Saat kami bermimpi kau di kasur yang empuk
Ku mohon Penguasa Negeri
Buat kan kami atap
Berikan kami ilmu

Warga Kolong Jembatan
Warga Kolong Jembatan

Puisi Tentang Pahlawan atau Veteran

Kepada Veteran

15 Agustus 2013 pukul 10:05
Amilia Buana
Keriput di tangan nya tetap kokoh memegang parang
Walau hati itu tak mampu
Menahan emosi yang bergejolak
Teringat masa lalu yang begitu pedih
Kini hanya gambar wajah yang begitu gagah
Mengenakan topi coklat kebanggaan
Topi yang selalu ada saat badan itu bergerak
Kini juga hanya bisa terucap
Cerita masa lalu dengan getaran di hati
Mungkin perjuangan nya belum usai
Di usianya yang renta
Memikul beban kehidupan
Juga nama yang suci